Wednesday 9 April 2014

MENABUNG ITU KEREN

ilustrasi-dongeng-cerita-anak-bergambar

Cerita Anak

Sebagai PR Bahasa Indonesia, Bu Rara memberi tugas kepada murid-muridnya untuk membuat sebuah karangan. Temanya adalah kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Murid-murid diminta untuk menceritakan salah satu kegiatan yang biasa mereka lakukan setiap harinya.

“Tidak sulit, bukan? Kalian pilih satu kegiatan, misalnya membersihkan rumah, memelihara ayam, bermain sepak bola atau bermain alat musik. Yang penting kegiatan yang biasa kalian lakukan sehari-hari. Ceritakan dalam karangan,” jelas Bu Rara.
Anak-anak mulai saling menanyakan kepada yang lain kegiatan apa yang akan mereka tulis. Ada yang berencana menulis tentang kegiatan berkebun. Ada juga yang ingin menulis tentang kegiatannya membantu orangtuanya berjualan. Kelas jadi cukup berisik.

“Ada yang ingin ditanyakan, anak-anak?” tanya Bu Rara. “Apa sudah mengerti semua tentang PR-nya?”
“Mengerti, Buuuu,” jawab anak-anak satu kelas.

“Bu Rara, kapan PR-nya dikumpulkan?” tanya seorang murid bernama Bunga. Ia adalah ketua kelas.

“Besok pagi PR-nya dikumpulkan.”

“Baik, Buuuu.”

Sesuai perintah Bu Rara, keesokan paginya, Bunga sudah mengumpulkan semua buku PR teman-temannya. Sekarang semua buku PR sudah tersusun rapi di atas meja guru.

“Baiklah, anak-anak. Ibu akan memanggil nama kalian satu persatu. Siapa yang namanya dipanggil, harap maju ke depan dan bacakan karangannya.”

Mendengar perkataan Bu Rara, seisi kelas jadi riuh.

“Tenang, semuanya. Jangan takut. Kalian harus berani tampil ke depan. Ayo, saling memberi semangat,” kata Bu Rara ceria. Anak-anak pun menjadi lebih berani. Bu Rara mulai memanggil nama murid-muridnya.

Ada murid yang membuat karangan tentang menyetrika pakaian. Bagaimana caranya agar pakaian tertentu yang disetrika tidak sampai mengkerut.

“Wah, aku baru tahu kalau panas yang diperlukan untuk menyetrika pakaian itu berbeda-beda. Tergantung dari bahan pakaiannya,” kata seorang anak, ketika si pemilik karangan menyelesaikan ceritanya.

“Informasi yang sangat bermanfaat, bukan? Karangannya sangat bagus,” kata Bu Rara. Seisi kelas pun bertepuk tangan.

Kemudian ada anak yang bercerita tentang kegiatan membaca buku. Ia sangat suka membaca buku. Karena hobinya itu, wawasannya menjadi bertambah. Sehabis membaca buku tentang fauna, ia jadi tahu kalau gajah bisa berenang. Gajah menggunakan belalainya untuk bernapas saat menyelam. Anak-anak yang mendengarkan berdecak kagum.

Selanjutnya adalah giliran Bunga. Setelah Bu Rara memanggil namanya, Bunga segera maju ke depan kelas. Ia sedikit gugup. Namun juga bersemangat. Setelah menerima buku PR-nya dari Bu Rara, Bunga pun membacakan karangannya:

“Salah satu kegiatan yang biasa saya lakukan setiap harinya adalah, ‘memotong pemberian lalu menyimpannya’,” mulai Bunga.

Terdengar gumaman-gumaman kecil. Memotong pemberian lalu menyimpannya? Tanya teman-teman Bunga dalam hati.

Bunga berhenti membaca sejenak. Membuat teman-temannya menjadi penasaran.

“Setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah, ibu memberikan pemberian itu kepada saya. Pemberian itu saya potong sebagian, lalu saya simpan di kotak rahasia.”

Kembali terdengar gumaman di ruang kelas. Anak-anak semakin penasaran. Kotak rahasia? Sementara itu Bu Rara memperhatikan dengan penuh rasa ingin tahu.

“Pemberian dari ibu tak lain adalah uang jajan. Dan kotak rahasia itu adalah celengan,” Bunga melanjutkan. “Setiap hari saya menyisihkan uang jajan yang diberikan ibu untuk ditabung. Rasanya menyenangkan sekali saat saya bisa mengatur uang jajan itu dengan baik. Sebagian untuk digunakan, sebagian lagi untuk disimpan.

“Saya tidak pernah menghitung uang dalam celengan. Kata ibu kalau saya ingin membeli sesuatu, saya boleh mengambil uang dari celengan itu. Ada beberapa benda yang ingin saya beli. Tetapi kalau dipikir-pikir benda-benda itu tidak terlalu berguna. Jadi lebih baik uang itu  saya simpan saja.

“Suatu hari, saya sedang dalam perjalanan pulang sekolah. Saya melihat seorang nenek terjatuh ketika berjalan. Buru-buru saya menghampirinya. Kaki nenek tersebut sedikit terkilir. Saya pun mengantar nenek tersebut pulang ke rumahnya.

“Di situlah saya bertemu dengan Dita, cucu si nenek. Rupanya mereka sedang dalam kesulitan. Dita sedang membutuhkan uang untuk membeli buku pelajaran. Sementara nenek belum punya cukup biaya. Saya menawarkan untuk membantu Dita. Semula nenek menolak. Ia merasa tidak enak. Tetapi saya yakinkan kepada nenek bahwa saya benar-benar ingin menolong.


“Akhirnya uang dalam celengan saya pun terpakai juga. Tak terbayangkan! Rasanya sangat menyenangkan. Lebih menyenangkan dibanding ketika saya mengumpulkannya. Uang yang saya tabung selama ini akhirnya bisa digunakan untuk keperluan yang berguna.

“Sejak saat itu, saya jadi lebih rajin menabung. Keren sekali kalau kita bisa mengatur uang yang kita miliki. Menabung memang keren!”

Teman-teman sekelas Bunga terpukau mendengar karangan itu. Mereka tidak menyangka kalau menabung bisa sekeren itu.

“Bagus sekali, Bunga. Anak-anak, mana tepuk tangannya?” kata Bu Rara.

Semuanya langsung bertepuk tangan dengan meriah. Mereka juga bersorak-sorai.

“Bunga memang keren!” seorang anak berseru.

“Iya, aku juga mau menabung, ah!” sahut yang lain.

Bu Rara tersenyum melihat kelakuan murid-muridnya.

“Anak-anak, perbuatan Bunga dapat dijadikan contoh. Berbuat baik itu ternyata sungguh keren, bukan? Ayo, mulai sekarang rajin menabung, ya.”

“Iya Buuuuu!” sahut anak-anak itu ceria.

cerita & ilustrasi oleh Angewid
@ange_wid

No comments:

Post a Comment