Sunday 16 March 2014

BAJU BARU ANE

ilustrasi-dongeng-cerita-anak-bergambar
IBU baru pulang dari pasar. Tangannya menenteng berbagai kantong belanja. Salah satunya berisi baju baru buat Ane. Sambil senyum-senyum ibu menghampiri anak perempuannya yang sedang mengerjakan tugas menggambar dari guru di sekolah.

“Ibu punya baju baru buat Ane. Bisa dipakai ke pesta ulang tahun Dina minggu depan.”

Wajah Ane langsung ceria. Buru-buru ia membuka kantong belanja ibu dan mengeluarkan sepotong gaun warna merah jambu.

“Bagaimana?” tanya ibu.

“Ng…ya,” jawab Ane tak antusias. Namun ibu tidak terlalu memperhatikan. Ia meninggalkan Ane untuk mengurusi kantong belanjaannya yang lain. Ane memandangi baju barunya dengan kecewa.

“Warnanya terlalu manis. Modelnya juga terlalu feminin. Teman-temanku tidak ada yang memakai baju begini,” gumam Ane. Ia mendesah pelan.

Pesta ulang tahun Dina pun tiba. Ane sudah menyiapkan kado spesial buat sahabat karibnya itu. Sebuah gelang yang ia rangkai sendiri. Ibu yang mengajarinya. Ane sudah bersiap-siap berangkat ketika ibu memanggilnya.

“Ane, kenapa tidak pakai baju baru?” tanya ibu.

“Ng…anu…” Ane bingung sekali menjawabnya. Ia tidak ingin mengecewakan ibu. Namun ia juga tidak mau teman-teman menggoda pakaiannya. Ane jarang memakai gaun. Makanya ia merasa malu.

“Ng…” Dan akhirnya hal yang buruk pun Ane lakukan. Dia berbohong. “Bajunya kusut. Aku lupa menyetrikanya. Sudah tidak sempat lagi.”

“Ah, sayang sekali,” kata ibu, tampak kecewa.

Ane pun pergi ke pesta Dina dengan perasaan tidak enak.

Rumah Dina sudah dipenuhi tamu-tamu yang datang. Semua tampak warna-warni. Baik pakaian para tamu maupun dekorasi pesta. Ane segera masuk untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada sahabatnya.

Betapa kagetnya Ane ketika melihat Dina. Dia sampai bengong saat Dina menghampirinya. Bahkan lupa menjabat tangannya.

“Ane?” panggil Dina kebingungan.

Perasaan Ane tak karuan dan pikirannya langsung dipenuhi ibu. Gaun yang dipakai Dina sama persis dengan gaun yang dibelikan ibu untuknya.

“Suka baju baruku?” tanya Dina malu-malu. Ane hanya mengangguk. Pada saat itu teman mereka satu kelas, Titi, menghampiri.

“Dina, met ultah, ya. Kamu cantik sekali. Bajumu juga terlihat sangat manis.”

Selesai pesta Ane pulang dengan tampang lesu. Ibu yang memperhatikan jadi heran. Namun Ane tidak sanggup memberitahu ibu yang sebenarnya. Setelah meyakinkan ibu kalau dia baik-baik saja, Ane masuk ke kamarnya dan membuka lemari pakaiannya. Dia ingin memandangi baju barunya. Dina tampak cantik sekali dengan baju itu. Teman-teman yang lain juga beranggapan begitu.

“Ternyata aku punya baju kembar dengan Dina,” gumam Ane. “Lho, bajunya mana?” Ane kaget karena tidak menemukan baju barunya di lemari. Dia coba cari sekali lagi namun hasilnya sama saja. Takut-takut, Ane menanyakannya pada ibu. Ternyata ibu juga tidak tahu. Menurut ibu, karena baju itu belum pernah dipakai, seharunya ada di dalam lemari.

Ane jadi merasa sangat merana. Dia sedih karena telah membohongi ibunya. Selama ini dia tidak menganggap baju baru itu jelek. Malah terlalu bagus sehingga dia malu mengenakannya. Akhirnya Ane mendatangi ibu untuk minta maaf. Sebetulnya Ane khawatir ibu akan marah. Atau lebih parah, ibu kecewa sebab baju pemberiannya sengaja tidak dipakai. Syukurlah, ibu malah tersenyum dan berkata,

“Tidak apa-apa, ibu ngerti, kok. Tapi sekarang kamu tidak malu lagi, kan?”

“Bajunya sudah hilang,” kata Ane lirih.

“Kita coba cari sekali lagi, barangkali terselip di suatu tempat.”

Ternyata ibu benar. Baju itu tersembunyi di dalam laci meja belajar Ane.

“Kok bisa ada di sini?” tanya ibu keheranan. O-oo…Ane teringat sesuatu. Dia sengaja menggulung baju barunya ke dalam laci supaya kusut. Namun ia lupa mengeluarkannya dan lupa telah meletakkannya di sana.

“Bajunya bagus, kok, Bu. Ane suka. Oh, ya, Dina juga punya baju yang sama, lho.”

Suatu hari Dina mengajak Ane berkunjung ke rumah sepupunya. Ane sangat senang. Dia meminta Dina untuk memakai baju yang dikenakannya waktu pesta ulang tahun itu. Dina terkejut ketika melihat Ane mengenakan baju yang sama. Ane sangat gembira bisa kompakan sama Dina. Terima kasih, Bu, batin Ane.

cerita & ilustrasi oleh Angewid
@ange_wid


No comments:

Post a Comment